BAB 10
Pengaruh Kelas Sosial dan Status
1. Jenjang Sosial
·
Jenjang
sosial merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat di
kota maupun di desa. Hal ini di karenakan setiap manusia memiliki keinginan
untuk dihargai maupun di hormati lebih dari manusia manapun, sehingga akan
terbentuk jenjang sosial yang akan mengakibatkan adanya pembedaan sosial di
dalam masyarakat.
·
Jenjang
sosial selalu menjadi masalah sebuah negara, baik negara maju maupun bagi
negara yang sedang berkembang. Masalah jenjang sosial sampai saat ini belum
mendapatkan jalan keluar, mengingat masih banyak pengangguran dan juga
penghasilan masyarakat yang belum mampu menutupi kebutuhannya sehari-hari.
Karena itu, pemerintah mengharapkan adanya kerjasama dengan berbagai kegiatan
sosial, agar jenjang sosial ini dapat diminimalisir.
2. Pengertian Jenjang Sosial
Jenjang sosial adalah kondisi
dimana seseorang berada pada posisi yang mencerminkan status sosialnya di
masyarakat yang memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkan kelas sosial di
masyarakat yang sedang di raihnya. Sehingga jenjang sosial akan senantiasa
berubah seiring dengan pencapaian dan keberhasilan seseorang dalam merubah
kelas sosialnya. Contoh: Seorang anak yang kurang mampu dari desa setelah lulus
sekolah kemudian ia bekerja di jakarta, di jakarta ia sukses sehingga ia telah meningkatkan kelas sosialnya setelah kembali
kekampung halamannya.
3. Faktor Penentu Kelas Sosial
Kelas sosial atau golongan sosial
merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau
kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat
memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis
kategori kedalam golongan sosial yang sama.
Berdasarkan karakteristik
stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan
dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak
memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula.
Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam
masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama
dan tidak ada pembagian pekerjaan.
Beberapa
indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
§ Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosial/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial
merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu,
memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara
hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
§ Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang
terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau
tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis
pekerjaan lainnya.
§ Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi
sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan
uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi
jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan
kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket,
cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
4. Pengukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas
sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas, meliputi ukuran subyektif,
ukuran reputasi, ukuran obyektif dari kelas sosial.
·
Ukuran
Subyektif
Untuk mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini,
para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka
masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan
pada persepsi partisipan terhadap dirinya atau citra diri partisipan. Kelas
sosial dianggap sebagai fenomena “pribadi” yaitu fenomena yang menggambarkan
rasa memiliki seseorang atau identifikasi dengan orang lain. Rasa keanggotaan
kelompok sosial ini sering disebut kesadaran sosial.
·
Ukuran
Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial
memerlukan informan mengenai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan
awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
·
Ukuran
Obyektif
Ukuran obyektif terdiri dari berbagai variabel
demografis atau sosioekonomis yang dipilih mengenai individu yang sedang
dipelajari. Ukuran obyektif kelas sosial terbagi menjadi dua kategori pokok
yaitu indeks variabel tunggal dan indeks variabel gabungan.
Indeks Variabel Tunggal
Indeks
variabel tunggal hanya menggunakan satu variabel sosial ekonomi untuk menilai
keanggotaan kelas sosial. Beberapa variabel digunakan untuk tujuan sebagai
berikut:
a)
Pekerjaan,
merupakan ukuran sosial yang diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran
kelas sosial terbaik yang dapat didokumentasikan karena menggambarkan status
yang berhubungan dengan pekerjaan.
b)
Pendidikan,
tingkat pendidikan formal seseorang merupakan perkiraan lain bagi kedudukan
kelas sosial yang umum diterima. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin besar kemungkinan orang tersebut memiliki penghasilan yang tinggi dan
juga kedudukan yang dikagumi atau dihormati.
c)
Penghasilan,
yaitu perorangan atau keluarga merupakan variabel sosial ekonomi lain yang
sering digunakan untuk memperkirakan kedudukan kelas sosial.
d)
Variabel
Lain, yang digunakan sebagai sebuah indeks kelas sosial adalah barang yang
dimiliki. Skema yang paling terkenal dan merupakan alat penilai yang paling
rumit untuk mengevaluasi barang yang dimiliki adalah skala status sosial
chapin.
Indeks Variabel Gabungan
Indeks
gabungan secara sistematis menggabungkan sejumlah faktor sosial ekonomi untuk
membentuk satu ukuran kedudukan kelas sosial yang menyeluruh. Indeks ini sangat
menarik untuk diteliti karena dapat menggambarkan dengan lebih baik, kompleknya
kelas sosial dibandingkan indeks variabel tunggal.
Dua indeks
gabungan yang paling penting adalah:
a)
Indeks
karakteristik status, ukuran gabungan kelas sosial yang klasik adalah Warner’s
Index of Status Characteristics (ISC). ISC merupakan ukuran tertimbang dari
berbagai variabel sosial ekonomi pekerjaan, penghasilan (jumlah penghasilan),
model rumah dan daerah tempat tinggal (kualitas lingkungan).
b)
Skor status
sosial ekonomi, sosioekonomic Status Score (SES) menggabungkan tiga variabel
pekerjaan, penghasilan keluarga dan tingkat pendidikan. SES ini dikembangkan
oleh United States Bureau of The Census.
5. Apakah Kelas Sosial Berubah?
Kelas sosial yang dimiliki oleh seseorang merupakan
hasil kerja keras, dengan kerja keras tentu kelas sosial akan meningat, namun
untuk mempertahankannya pun butuh perjuangan, bila tidak, maka kelas sosial
yang sebelumnya dimiliki, akan mengalami penurunan. Kelas sosial senantiasa
akan berubah seiring dengan prestasi seseorang dimasyarakat, untuk itu agar
kelas sosial seseorang selalu terjaga, maka ia perlu menjaganya dengan usaha
yang keras.
6. Pemasaran pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Sosial
Untuk mencapai hasil pemasaran
yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi
pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar pada intinya membagi
potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis,
berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup
(psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim
dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagian yang
sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas
C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan
kelas A (golongan atas).
Sebagai misal, produk kartu ponsel
Esia yang murah meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan golongan C.
Sementara produk mobil mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk
segmen kelas atas. Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang
telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja
serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik
pasar sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu
mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka selalu memilih
mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya;
dan bukan di mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan
agar kegiatan promosi peasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen
pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah
berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah
menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan
potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan
memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi lain Esia
selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat kebanyakan yang murah
dan tersedia dimana-mana.Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab
dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan. Dan selanjutnya
hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar