BAB III
Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
1.1 Model Pengambilan Keputusan Konsumen
Model-model pengambilan keputusan telah
dikembangkan oleh beberapa ahli untuk memahami bagaimana
seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada aktor yang
berperan pada pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih
mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu.
Secara umum ada tiga
cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
§ Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas
an ekonomis dan bersifat lebih rasional.
§ Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan
sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya.
§ Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen,
Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan psikologis.
1.2 Tipe-tipe
proses pengambilan keputusan
Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) adalah tindakan
manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur :
keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan
terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/
keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.
b. Keputusan setengah terprogram / setengah
terstruktur : keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan
rutin dan sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli
sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
c. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :
keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan
ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar.
1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan
masalah
Faktornya antara lain :
o
Masalah sederhana (
simple problem ) CORAK / JENIS MASALAH - 1
Ciri : berskala besar,
tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung
konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis
.
• Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
• Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
• Jenis : masalah yg
terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur (
unstructured problems ).
o
Masalah rumit ( complex
problem ) CORAK / JENIS MASALAH - 2
§ Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya,
bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg pemecahannya dapat
dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif
& dibakukan.
Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.
§ Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih
mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur /
program tetap (SOP).
§ Masalah yg Terstruktur
penyimpangan dari
masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab
dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.
• Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
1.4 Pembelian
Dengan melakukan pembelian Produk mie instan
sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin
lama semakin banyak digemari masyarakat
karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama, dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama, dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
1.5 Diagnosa perilaku konsumen
Persaingan dalam dunia bisnis dimasa sekarang baik di pasar dalam negeri/domestik mapun di pasar luar negeri. Apalagi negara Indonesa yang telah melakukan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2002, hal ini berarti pelaku bisnis yang ada di dalam negeri selain mereka harus bersaing dengan pelaku bisnis lokal mereka juga bersaing dengan pelaku bisnis luar negri karena mereka telah dibebaskan bea masuk produk yang mereka tawarkan di pasar dalam negeri. untuk mengenakan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya baik, pelayanannya lebih baik dari para pesaingnya. Tidak sedikit orang yang bingung memilih bank yang tepat. Maraknya iklan perbankan yang juga mensponsori beberapa acara televisi membuat masyarakat awam bingung menabung dibank mana. Banyak masyarakat terjebak pada bunga menggiurkan, fasilitas Phone banking (layanan informasi perbankan melalui telepon genggam), kerja sama dengan beberapa bank lain, layanan satu atap serta layanan lain yang diiming-imingi iklan, televisi dan media cetak. Setelah terpikat oleh janji-janji tersebut akhirnya mereka harus menyesal menjadi nasabah tersebut.
Deregulasi finansial di Indonesa dimulai dengan
dikeluarkannya paket juni 1983. kebijakan ini merupakan kebijakan awal yang
memberi kebebasan kepada dunia perbankan. Tujuan dari kebijakan ini adalah
untuk mendorong dan meningkatkan efisiensi dan profesionalisme melalui
terciptanya mekanisme pasar yang sehat di bidang manajemen dana bank.Dalam
kondisi yang demikian bank tidak boleh hanya duduk menunggu datangnya
nasabah, bank dituntut untuk bersikap lebih agresif dan bekerja lebih
profesional, sehinggga mampu untuk menjabarkan situasi yang sedang dihadapi dan
mampu melihat kedepan sehingga para nasabah akan merasa bahwa bank merupakan
penasehatnya yang lebih terpecaya. Hal ini harus didukung dengan peningkatan
pelayanan terhadap nasabah.
Persaingan perbankan nasional menjadi semakin
ketat. Pesaing bank bukan hanya sesama bank, baik bank nasional maupun bank
asing, tetapi juga dengan lembaga keuangan bukan bank. Seperti modal Ventura, leasing
dan lembaga pembiayaan lainnya. Disisi lain dengan perkembangan dan berubahnya
masyarakat akan berpengaruh pada tingkah laku masyarakat (konsumen). Perbankan
dituntut untuk dapat melakukan segmentasi pasar didasarkan pada kebutuhan
konsumen (nasabah) dan segmentasi kejiwaan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas
dapat dikemukakan bahwa dengan semakin ketatnya persaingan antara bank tersebut
muncul permasalahan baru yaitu kebutuhan produsen (perbankan) dipasar berupa
perebutan untuk mendapartan tempat dihati konsumen yang merupakan salah satu
aspek yang cukup mendasar bagi sektor perbankan untuk dapat tetap survive, Oleh
karena itu kepuasan konsumen merupakan masalah penting yang harus diperhatikan
oleh perusahaan termasuk bank. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seseorang
konsumen membeli suatu produk dan bagaiamana konsumen itu memilih dan membeli
suatu produk. Konsumen akan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan yang
diharapkannya. Oleh karena itu seorang konsumen akan memilih barang yang memenuhi
harapannya.
referensi :
http://kacibi.blogspot.com/2012/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar